Wisata Dirgantara Berpotensi Dikembangkan di Wirasaba
Melihat tingginya animo masyarakat naik paralayang motor di Pangkalan Udara (Lanud) Wirasaba, Kecamatan Bukateja, dalam kegiatan Wirasaba Air Force 2013 akhir Juni lalu, Wakil Bupati Purbalingga Drs H Sukento Ridho Marhaendrianto MM tertarik untuk mengembangkan wisata dirgantara. Dia berharap, wisata dirgantara ini dapat menjadi salah satu destinasi wisata menarik di Purbalingga.
“Kalau waterpark seperti Owabong, mungkin setiap kabupaten bisa. Tapi, wisata dirgantara, Insya Allah Purbalingga akan mengawali di Jawa Tengah Bagian Barat. Wisata ini sebagai alternatif sebelum Lanud Wirasaba dikembangkan menjadi bandara komersial. Jika prospektif, bisa saja wisata dirgantara dipindahkan ke lapangan sepakbola atau lapangan yang lebih luas,” ujarnya setelah menikmati Kabupaten Purbalingga dari udara dengan paralayang motor bersama Komandan Lanud Wirasaba Mayor Penerbang Arief Sudjatmiko, kemarin.
Wabup menambahkan kendala saat ini belum tersedianya pilot berpengalaman di Kabupaten Purbalingga. Untuk mengatasi hal ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan Lanud Wirasaba dan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Yogyakarta.
Menurut informasi dari Lanud Wirasaba, selama pelaksanaan Wirasaba Air Force 2013 lalu, setiap hari satu paralayang motor terbang hingga 9 kali. Pada hari pertama, tersedia 6 unit paralayang motor dan dua hari berturut-turut setelahnya tersisa 5 unit. Jadi, selama tiga hari itu, ada 144 kali penerbangan. Sementara tiap penumpang dikenai biaya pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) dan jasa pilot senilai Rp 100 ribu – Rp 150 ribu per kepala.
“Bayangkan, masyarakat, tak hanya dari Purbalingga, antre untuk naik paralayang motor padahal tiketnya Rp 100 ribu sampai 150 ribu. Ini antusiasme yang sangat mengejutkan. Saya pikir wisata dirgantara ini akan memberikan alternatif wisata menyenangkan yang memacu adrenalin bagi masyarakat,” ujarnya.
Untuk menjamin keselamatan, Wabup pastikan, jika wacana ini terealisasi, pihaknya hanya mengijinkan pilot berpengalaman saja yang mengoperasikan paralayang motor atau pesawat jenis lainnya jika ada. Tak hanya itu, penerbangan juga hanya dilakukan jika cuaca cerah dan relatif aman untuk terbang.
“Saya pikir jika ini ada sambutan baik dari masyarakat, ke depan bukan hanya paralayang motor tapi juga jenis olahraga udara lainnya saya pikir bagus untuk dikembangkan di Purbalingga. Berwisata sekaligus uji nyali. Karena tidak semua orang berani tuh,” tegasnya. (Humas/cie)