Perayaan Unduh-unduh dan Pentakosta

kebaktian unduh unduh

PURBALINGGA – Sejumlah anak-anak sekolah minggu secara berurutan membawa hasil bumi seperti sayuran, kelapa, ketela pohon, ubi dan buah-buahan, berjalan dari luar gedung gereja  menuju depan mimbar Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purbalingga. Mereka kemudian menyerahkan bawaannya itu kepada majelis gereja. Rangkaian prosesi itu menjadi awal kebaktian Pentakosta dan perayaan Undhuh-undhuh yang berlangsung di gereja setempat, Minggu (8/6).

Berbeda pada tahun sebelumnya, hasil pertanian yang disusun seperti gunungan itu dibawa dengan cara dipikul oleh empat orang dewasa. Kali ini, anak-anak dilibatkan agar mereka juga berlatih memahami ungkapan syukur atas karunia Tuhan. Persembanhan unduh-unduh dapat diartikan sebagai ungkapan syukur dari warga jemaat atas hasil budidaya pertanian yang melimpah. Sementara para jemaat lainnya yang bukan petani, memberikan persembahan berupa uang tunai yang dikemas dalam amplop.

Sesaat kemudian pendeta Slamet Waluyo, S.Si memulai kebaktian dengan tema ‘Roh Kudus yang Memampukan’. Bacaan alkitab diambilkan dari surat Yohanes 15 : 26 – 27 dan Yohanes 16 : 4 B – 15.

Menurut Slamet Waluyo, Pentakosata dimaksudkan untuk memperingati peristiwa dicurahkannya Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem, yang terjadi 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus. Pada hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sesudah kenaikannya ke surga. Bagi umat Israel, Pentakosta dimengerti sebagai peristiwa turunnya torat kepada Nabi Musa. Peristiwia itu disimbolkan dengan ucapan syukur atas hasil panen. Tidak hanya gandum, tetapi juga buah-buahan. Simbol simbol itu juga dilakukan sampai saat ini.

“Seberapa jauh roh kudus benar benar menjadi pengendali, penguasa dlm hidup kita. Jika jawaban kita bahwa roh kudus ada dalam hati kita, maka roh kudus yang memampukan akan memampukan kita dalam tiga hal penting,” kata Slamet Waluyo.

Tiga hal tersebut, jelas Slamet Waluyo, pertama dimampukan untuk bersaksi, bersaksi  mewartakan iman, tunduk pada kebenaran. Jauhkandari sikap tidak terpuji yang seperti tindakan korupsi, perselingkuhan dan tindakan tidal baik lainnya. Kedua, lanjut Slamet,  kita dimampukan untuk melayani, melayani tidak hanya pada kemajelisan, tetapi melayani dalam berbagai karunia roh orng yang percaya, roh kudus, roh kebenaran. Ketiga, kita dimampukan hidup dalam sukacita. Hidup harus dilandasi rasa damai sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Roh kudus, lanjut Slamet Waluyo,  akan memampukan tiga hal itu menjadikan kita sebagai orang Kristen.  Pergumulan dunia yang banyak godaan yang akan menghancurkan orang Kristen, tetapi bila yang  datang roh kebenaran, maka akan memimpin kita. Kebenaran adalah firman Tuhan. Roh kudus akan menjadi hidup yang dikehendaki Tuhan.

“Maukan kita tunduk dan maukah dibimbing oleh roh kudus. Kalau kita mau, kita akan dimampukan dalam banyak hal. Kalau tidak, kita tidak akan hidup dalam kehedak Tuhan.
Kita harus  hidup, tunduk dan mau hidup dalam roh kebenaran, yakni roh kudus,” tegas Slamet Waluyo.

Usai kebaktian, jemaat juga mendapat bingkisan satu kantong tas kresek beruba buah-buahan seperti jeruk, salak, dan bengkuang. Sementara buah-buahan dan hasil pertanian yang berada di depan mimbar gereja juga dibagikan kepada jemaat. (y)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *