Pengusaha Hotel Didorong Lakukan Sertifikasi Laik Sehat

PURBALINGGA – Para pengusaha hotel di Purbalingga didorong untuk melakukan pembenahan dan melaksanakan sertifikasi laik sehat. Sertifikasi laik sehat ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat okupansi hotel dan meningkatkan kepercayaan dari tamu bahwa hotel itu laik digunakan sebagai tempat tinggal sementara. Sementara itu sinergitas Organisasi perangkat Daerah (OPD) terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan dan Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata perlu terus ditingkatkan untuk pengawasan dan pembinaan hotel agar bisa mendapat sertfiikasi laik sehat.

Hal tersebut tersebut terungkap dalam kesepakatan bersama antara pengusaha hotel dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dan Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Purbalingga, pada kegiatan sosialisasi dan fasilitasi Tempat-tempat Umum (TTU) Sehat yang digelar di ruang pertemuan Rumah Makan Mie Pasar Baru di Jalan MT Haryono Purbalingga, Kemarin.

Kepala Bidang Pariwisata pada Dinporapar Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengungkapkan, kesepakatan yang terungkap lainnya dalam kegiatan itu yakni perlu adanya penandatanganan kerjasama antara Dinas Kesehatan melalui Puskesmas untuk melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan TTU Sehat khususnya hotel. Pemantauan ini dalam hal kesehatan di kamar hotel dan makanan serta minuman yang disajikan.

“Dalam pertemuan itu juga disepakati untuk membentuk kepengurusan PHRI (Persatuan Hotel Republik Indonesia) wilayah Purbalingga guna mempermudah komunikasi dan sinergitas dalam mewujudkan hotel sehat serta untuk koordinasi lainnya,” kata Prayitno, Jum’at (18/5).

Prayitno mengungkapkan, peluang pengembangan bisnis hotel di Purbalingga sangat prospektif seiring dengan telah dimulainya pembangunan bandara Jenderal Soedirman menjadi bandara komersil. Sejumlah investor hotel telah bersiap menanamkan modalnya untuk membangun hotel bintang guna pelayanan kunjungan wisatawan dan menunjang kegiatan lainnya. Saat ini di Purbalingga ada 14 hotel yang dikategorikan sebagai hotel non-bintang.

“Agar pengusaha hotel yang sudah ada nantinya tidak kalah bersaing, maka harus melakukan pembenahan dan meningkatkan pelayanan, salah satunya dengan menjadikan hotelnya yang sehat. Dari sisi manfaat bisnis, hotel yang saniter sangat berguna untuk ‘sales promotion’  yang secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah tamu (hotel occupancy). Kemudian akan meningkatkan derajat kesehatan karyawan yang berarti penghematan pengeluaran biaya kesehatan, serta meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut,” jelas Prayitno.

Prayitno menambahkan upaya kesehatan lingkungan hotel diarahkan untuk meningkatakan kualitas bangunan, sarana hotel agar memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan hotel serta mendorong terwujudnya perilaku sehat penyelenggaraan kesehatan di hotel. “Strategi yang akan dilakukan yakni dengan mengembangkan surveilans faktor resiko di lingkungan hotel, membangun kemitraan antara pemerintah dengan manajemen hotel dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan hotel, serta menerjunkan petugas sanitarian untuk memetakan kondisi kesehatan lingkungan hotel,” tambah Prayitno. (y)

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *