Ditemukan Batu Artefak Peninggalan Zaman Paleolitikum

batuan artefak jaman prasejarah3

PURBALINGGA – Sejumlah batu yang diperkirakan merupakan peninggalan jaman pra-sejarah Paleolitikum (zaman batu) ditemukan di kawasan pegunungan Lumbung, Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga. Benda-benda tersebut berada di dalam hutan yang berbatasan dengan Desa Kramat, Karangmoncol dengan lokasi yang yang cukup sulit dijangkau.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinbudparpora (Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga) Kabupaten Purbalingga Drs Sri Kuncoro yang didampingi Kepala Seksi Sejarah dan Benda Purbakala, Rien Anggraeni, S.Pd mengungkapkan, penemuan tersebut sebelumnya diketahui oleh perangkat desa setempat dan polisi hutan. Namun, pihaknya bersama polisi hutan, perangkat Desa Sirau, ahli arkeologi Purbalingga  Suritno Hardin dan sejumlah mahasiswa Unsoed yang tengah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sirau, baru melakukan ekspedisi ke lokasi pada Sabtu (15/2).

“Untuk mencapai lokasi masih sangat sulit dan pegunungan terjal, bahkan tidak ada jalan sama sekali sehingga harus membuka rimbunan pepohonan agar bisa dilewati. “Dari Desa Sirau, perjalanan ditempuh selama dua jam dengan jalan kaki dan jalan menanjak. Dukuh yang terdekat dengan lokasi penemuan adalah Dukuh Siepring Desa Sirau, namun pedukuhan itu  sudah tidak dihuni lagi akibat bencana tanah longsor beberapa tahun silam. Dari bekas pedukuhan itu, jaraknya masih sekitar dua jam berjalan kaki dan medannya sangat sulit,” kata Sri Kuncoro yang dibenarkan Rien Anggareni.

Diungkapkan Rien Anggraeni, batu yang ditemukan ada sekitar 30 buah. Bentuknya ada dolmen, altar, meja, kursi, dan phalus. Ada juga bentuk seperti Lingga dan batu bergerigi. Benda-benda itu dibuat oleh manusia jaman pra-sejarah. “Kami meyakini, di sekitar tempat penemuan tersebut, dahulu saat jaman Paleolitikum membuktikan ada perdaban manusia di lokasi tersebut. Batu-batu itu seperti layaknya peralatan rumah tangga,” jelas Rien.

Menyusul penemuan tersebut, pihak Dinbudparpora telah berkoordinasi dengan Balai Arkaelogi Yogyakarta secara lisan. Dalam waktu dekat, pihak dinas akan melaporkan secara tertulis beserta foto-foto pendukung. “Jika nantinya pihak Balai Arkaeologi memandang perlu untuk turun ke lapangan dan melakukan ekskavasi, maka kami siap mendukungnya. Kalau batuan tersebut memiliki nilai sejarah tinggi, maka perlindungannya akan dilakukan oleh Balai Arkelogi, namun jika dinilai kecil, maka cukup ditangani pihak Dinas,” katanya.

Rien menambahkan, pada zaman paleolitikum manusia hidup secara nomaden atau berpindah-randah dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan. Mereka memburu binatang, menangkap ikan dan mengambil hasil hutan sebagai makanan. Mereka tidak bercocok tanam. Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat peralatan memburu. Alat-alat ini juga digunakan untuk mempertahankan diri daripada musuh. Mereka membuat pakaian dari kulit binatang. Selain itu, mereka juga pandai menggunakan api untuk memasak, memanaskan badan dan menakutkan binatang.”Dengan penemuan batu artefak tersebut semakin menunjukkan bahwa peradaban manusia jaman prasejarah berada di pegunungan Lumbung, Desa Sirau,” tambah Rien.

Sementara itu praktisi arkeologi Suritno Hardin mengungkapkan, batu temuan ini diyakini memiliki nilai sejarah tinggi. “Kami memperkirakan batu artefak itu merupakan jaman paleolitikum sekitar tahun 1.500 tahun sebelum masehi dan memiliki nilai sejarah tinggi,” kata Suritno Hardin. (y)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *