Pramuwisata Ujung Tombak Pelayanan Wisatawan
PURBALINGGA – Peranan pramuwisata atau pemandu wisata penting dalam pelayanan dan promosi wisata. Seorang pemandu wisata bertugas memberikan bimbingan, informasi dan petunjuk tentang destinasi wisata serta membantu yang diperlukan wisatawan. Mereka dituntut mampu berbahasa yang baik, memiliki pengetahuan umum yang luas, menguasai materi guiding. Pemandu wisata juga dituntut kreatif dan berkualitas dalam mendatangkan wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Ujung tombak pariwisata dan budaya suatu daerah sebagian ada di tangan pemandu wisatanya, baik dari segi pengetahuannya, penampilan, maupun marketingnya. Untuk menjadi pemandu wisata, harus tahu dulu obyek yang dijual dalam hal ini tentang Purbalingga, sehingga seorang pemandu harus mampu mengetahui apa saja tentang Purbalingga beserta destinasi wisatanya dan bisa menyampaikanya dengan menarik,” kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si.
Prayitno mengemukakan hal tersebut saat membuka kegiatan pelatihan pemandu wisata di Taman Wisata Pendidikan (TWP) Purbasari Pancuranmas, Desa Purbayasa, Kecamatan Padamara. Pelatihan yang dimotori Dinbudparpora berlangsung Rabu – Kamis (3 – 4/12) diikuti 20 orang yang berasal dari sejumlah destinasi wisata, pelaku desa wisata dan kelompok sadar wisata. Pelatih berasal dari praktisi pemandu wisata baik dari Purbalingga maupun dari Purwokerto. Pelatihan tersebut juga mendapat pemantauan dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jateng.
Dikatakan Prayitno, seorang pramuwisata wajib bekerja keras, menghargai waktu dengan baik, berperilaku dan bersikap baik, serta berpenampilan menarik. Diharapkan, seorang pemandu wisata dituntut memiliki sertifikasi pemanduan wisata. “Pramuwisata adalah ujung tombak pelayanan kepada wisatawan. Pelayanan yang baik akan menjadi bagian daya tarik pariwisata,” ungkapnya.
Prayitno mengatakan, pemandu wisata harus menguasai lima aspek pemanduan, di antaranya sikap, wawasan, bahasa, materi, dan teknik. Seorang pemandu juga harus memahami batasan dan tanggung jawab. Di sisi lain yang terpenting bagi pemandu wisata, adalah mengemas informasi dengan mengedepankan sapta pesona, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan. Hal ini perlu diawali dengan menanamkan sadar wisata, di samping juga menyiapkan daerah tujuan wisata yang dinamis dan bersaing. Jika pola ini dijalankan dengan baik, maka jumlah wisatawan yang berkunjung ke Purbalingga akan meningkat.
“Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, maka akan berdampak pada peluang kerja masyarakat yang berujung pada kesejahteraan,” katanya.
Prayitno menambahkan, di Provinsi Jateng, kedudukan dan fungsi pramuwisata telah diatur dalam Perda Provinsi Jateng nomor 9 tahun 2011 dan Peraturan Gubernur Jateng nomor 39 tahun 2012 tentang Petunjuk pelaksanaan Perdaprov nomor 9 tahun 2011 tentang Pramuwisata di Jawa Tengah. Kedudukan jasa pramuwisata juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata nomor PM. 92/ HK. 501/ MKP/ 2010 tentang Jasa Pramuwisata. “Dengan mendasarkan peraturan tersebut, diharapkan para pramuwisata meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya dengan mengikuti program sertifikasi melalui lembaga yang telah terakreditasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi,” tambah Prayitno. (y)