Purbalingga Siapkan Holding Company Pariwisata
PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga menyiapkan rencana bisnis pengembangan pariwisata yang diwadahi dalam sebuah holding company. Perusahaan induk (holding company) ini merupakan perusahaan utama yang membawahi beberapa perusahaan dan tergabung ke dalam satu grup perusahaan. Melalui pengelompokan perusahaan ke dalam induk perusahaan, dimungkinkan terjadinya peningkatan atau penciptaan nilai pasar perusahaan.
Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM mengemukakan, holding company nantinya diharapkan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah dari usaha bisnis pariwisata. “Beberapa obyek wisata yang saat ini dikelola Dinbudparpora (Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga), nantinya akan dikelola oleh holding ini. Dinbudparpora lebih berfungsi sebagai pembinaan destinasi wisata yang dikelola masyarakat seperti desa wisata, dan usaha jasa pariwisata,” kata Tasdi saat melepas peserta outdoor activity finalis Kakang Mbekayu Purbalingga, di halaman Museum Prof Soegarda Purbakawatja, kemarin.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, holding company yang akan dibentuk berupa Perusahaan Umum Daerah (Perumda) ‘Purbalingga Wisatatama’ yang disingkat menjadi Perumda Purbawisatatama. Saat ini masih dalam pembahasan tentang jenis usaha, draft Raperda Perumda, dan mekanisme pengalihan aset yang akan dijadikan modal dasar Perumda.
“Dalam pembahasan awal, Perumda ini nantinya akan membawahi tiga unit usaha yakni wisata pendidikan dan waterpark, wisata alam, dan wisata religi – budaya. Daya tarik wisata yang saat ini dikelola oleh Dinbudparpora akan masuk dalam unit usaha tersebut. Daya tarik itu terdiri pendakian Gunung Slamet, Goa Lawa, Adventure zone dan Bumi perkemahan Munjuluhur, serta Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman,” kata Prayitno.
Prayitno mengatakan, langkah terobsan Bupati Tasdi untuk membentuk holding pariwisata patut mendapat dukungan. Beberapa Pemerintah Kabupaten dan kota di Jateng dan Banten, saat ini juga tengah menyiapkan sebuah holding. Misalnya, di Pemkot Semarang yang membuat holding untuk mengelola daya tarik wisata Taman Margasatwa, Rumah Potong Hewan dan percetakan.
Prayitno menambahkan, perencanaan holding company ini akan terus dimatangkan. Jika ditilik dari sisi finansial, keuntungan yang dapat dipetik adalah kemampuan mengevaluasi dan memilih portfolio bisnis terbaik demi efektivitas investasi yang ditanamkan, optimalisasi alokasi sumber daya yang dimiliki, serta manajemen dan perencanaan pajak yang lebih baik. Sementara jika dilihat dari sisi Non Finansial terdapat sejumlah manfaat. Bentuk Holding Company memungkinkan perusahaan membangun, mengendalikan, mengelola, mengkonsolidasikan serta mengkoordinasikan aktivitas dalam sebuah lingkungan multibisnis.
“Sebuah holding diharapkan juga menjamin, mendorong, serta memfasilitasi perusahaan induk, anak-anak perusahaan, serta afiliasinya guna peningkatan kinerja. Yang tidak kalah pentingnya adalah membangun sinergi diantara perusahaan yang tergabung dalam Holding Company serta memberikan support demi terciptanya efisiensi. Dari sisi kepemimpinan juga terjadi institusionalisasi kepemimpinan individual ke dalam sistem,” kata Prayitno. (y)