Golaga akan Dikembangkan Sebagai Destinasi Wisata Unik di Jateng
PURBALINGGA – Pemkab Purbalingga tengah menjajaki pengembangan obyek wisata Goa Lawa di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, menjadi obyek wisaya yang unik dan menarik di Jateng. Upaya ini dilakukan dengan mengubah seluruh tampilan di dalam goa dan di luar goa. Konsep pengembangan goa lawa akan dikemas dengan sebutan Golaga (Goa Lawa Purbalingga).
“Pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Jateng diprediksi terus meningkat setiap tahunnya, sementara disisi lain harus disiapkan destinasi wisata yang unik dan menarik. Goa Lawa ini saya menilai belum optimal dan sangat potensial untuk dijadikan wisata yang unik seperti obyek wisata goa di Guangzhou China,” kata Wakil Bupati Sukento Ridho Marhaendrianto, Jum’at (11/10).
Sukento mengemukakan hal tersebut saat acara curah pedapar pengembangan Goa Lawa dengan Tim PT Undagi Cipta Pratama Yogyakarta di ruang rapat bupati. Ikut hadir dalam kegiatan itu Asisten Perekonomian Pembangunan & Kesra Ir Susilo Utomo, M.Si, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Yanuar Abidin SH, Kepala Dinbudparpora (Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga) Drs. Akhmad Khotib,M.Pd, Kabag Perekonomian Mukodam, S.Pt, Kabag Hukum dan HAM Tri Gunawan, SH, MH, Plt Kepala Bappeda Drs Suroto, M.Si, dan Kabid Pariwisata Dinbudparpora Ir Prayitno, M.Si. Sedang dari Team PT Undagi dipimpin Drs Hartono.
Sukento mengungkapkan, sejumlah negara dan daerah lain yang tidak memiliki potensi sumberdaya alam untuk wisata ternyata mampu menarik kunjungan wisata, sementara di Purbalingga potensinya sangat memungkinkan untuk dikembangkan. “Ada sejumlah alternatif untuk pengembangan goa lawa, apakah akan dikerjakan sendiri, dikerjakan investor, atau kerjasama investor – Pemkab. Kemasan goa lawa nantinya bisa dijual untuk kelompok menengah keatas dan lebih ke profit bisnis,” tegas Sukento.
Sementara itu Hartono dari PT Undagi mengungkapkan, pembenahan yang akan dilakukan dengan konsep ‘Kepak Golaga 2014’. Pembenahan goa lawa harus dilakukan secara fenomenal agar ada daya tarik unik dan tidak ditemukan di obyek wisata lain di Jateng maupun di Indonesia. “Pembenahan itu sekaligus sebagai upaya magnetisasi kawasan obyek wisaya Golaga,” katanya.
Dijelaskan Hartono, konsep pengembangan meniru sejumlah obyek goa di luar negeri yang dikembangkan artistik dan unik. Pembenahan di dalam goa dengan melakukan warna warni lampu Golaga, menciptakan tata ruang nyaman, menjual mitos seperti sendang Derajat dan sendang Slamet, kemudian ada coffe shop, caving course, dan ruang mushola. Sedang di luar goa dibangun resort pohon, safari tens, treetop adventure, tree rowing, bag jump, playground, interactif zoo, tree restauran, pusat souvenir, dan Deso Dolanan.
“Pembenahan ini tentunya akan kami ikuti dengan menerapkan berbagai strategi marketing baik online, pgline maupun model marketing freenomic yang belakangan banyak dilakukan oleh pelaku wisata,” kata Hartono yang mengawal Obyek wisata Air Bojongsari (Owabong) saat dibuka pada tahun 2005 silam.
Hartono menegaskan, kerangka pengembangan wisata tidak bisa dilepaskan juga dengan kerangka 4 F yakni funm food, familu shelter dan fashion. Sedang stressing marketing yang akan dilakukan di Golaga dengan model interactive dan educative. “Yang akan kami jadikan daya tarik di Golaga dan tiada duanya di Indonesia yakni restauran pohon, dan tree rowing (berperahu di pohon). Kita akan mengubah kebiasaan orang ketika berperahu di air, tapi kali ini bisa kita ciptakan main perahu diatas pohon. Juga ada bag jump. Konsep bag jump yakni orang terjun dari tebing dan jatuh ke kantong udara besar, bisa dijual dengan nama paket wisata ‘Bayar Seket Ewu, Tibo Sak Karepmu’ ,” tegas Hartono yang saat ini menjadi konsultan pembanguna sejumlah waterpark di Jateng dan Bali.
Hartono menambahkan, untuk konsep pengembangan Golaga ada beberapa alternatif pembiayaan, jika total membutuhkan investasi sekitar Rp 19 milyar, jika pembenahan sebagian bisa dengan investasi Rp 15 milyar dan Rp 10 milyar. “Dengan keunikan yang dijual, kami perhitungkan investasi akan kembali dalam waktu empat tahun,” kata Hartono optimis. (y)