LIBUR LEBARAN
Target kunjungan wisata ke Purbalingga selama libur lebaran 2016, terlampaui. Bahkan, dari angka yang dipatok sebanyak 250.000 wisatawan, mampu terlampaui 44,7 persen. Total jumlah pengunjung wisata pada libur lebaran pekan lalu sebanyak 361.790 wisatawan atau terlampaui 111.790. Kenaikan yang cukup mencolok terdapat pada kunjungan ke desa wisata yang mencapai sembilan kali lipat dibanding kunjungan ke desa wisata pada libur lebaran tahun 2015 silam.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Drs Subeno, SE, M.Si mengungkapkan, target kunjungan terbesar masih disumbang oleh Owabong (Obyek wisata air Bojongsari) yang mencapai 115.652 orang, kemudian disusul Taman Wisata Purbasari Pancuranmas 33.704 orang, Goa Lawa 21.705 orang. Sementara daya tarik wisata lainnya seperti Sanggaluri Park menyumbangkan kunjungan 16.766 orang, Kolam Renang Tirta Asri Walik 19.550, Usman Janatin City Park 12.400, kolam renang pancuran Ciblon 7.400, Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman 3.093, pendakian Gunung Slamet 2.500, Buper Munjuluhur 1.907 dan wana wisata Serang 826 orang.
“Kunjungan wisatawan terbanyak tercatat rata-rata pada hari Minggu 10 Juli 2016 (H+4) dengan jumlah kunjungan 62.858 orang, sementara untuk pendakian Gunung Slamet terbanyak pada hari Sabtu 9 Juli (H+3) sebanyak 600 orang. Pengunjung sebagian besar merupakan wisatawan nusantara (wisnus),” kata Subeno, Rabu (20/7).
Selain kunjungan ke daya tarik wisata yang sudah populer, lanjut Subeno, kunjungan ke desa wisata juga mampu menyumbangkan angka 126.287 orang. Kunjungan ke desa wisata tertinggi di Desa wisata Serang, Karangreja dengan 46.286 orang. Sedang kunjungan ke desa wisata terendah di Desa Onje dengan 160 orang yang melakukan river tubing di sungai Klawing.
Capaian kunjungan sejumlah desa wisata lainnya yakni, Desa Panusupan Rembang 13.720, Tanalum Rembang 9.240, Bantarbarang dengan jembatan pelanginya sebanyak 38.993, Karangcegak 6.146 wisatawan, Siwarak 4.600, Karangreja (bukit Gajah Mada) 360 orang, Limbasari 5.831, dan kunjungan ke desa wisata Kedungbenda Kecamatan Kemangkon 951 orang.
“Kunjungan ke desa wisata cukup menggembirakan, jika pada libur lebaran tahun 2015 lalu hanya 13.405 orang, dan pada libur lebaran tahun ini sebesar 126.287 wisatawan atau meningkat 942 persen,” kata Subeno.
Subeno menambahkan, dalam satu tahun 2015 lalu, jumlah total kunjungan wisatawan ke Purbalingga mencapai 1.579.098 orang. Kunjungan ini terbanyak dari wisatawan nusantara (wisnus), sementara wisatawan mancanegara (wisman) hanya tercatat 203 orang. Jika dibanding tahun 2014, jumlah wisatawan yang berkunjung mengalami peningkatan lebih dari 200 ribu orang. Tercatat, tahun 2014 wisatawan yang datang sebanyak 1.319.739. Sementara tahun 2013 tercatat 1.458.546 orang.
“Untuk tahun 2016 ini, target kunjungan wisata sebanyak 1.850.000,- . Dari target ini, kami optimis bisa tercapai hingga akhir 2016 mendatang. Kami menyampaikan terima kasih kepada pengelola destinasi wisata dan pengelola desa wisata yang telah bekerjasama dengan baik untuk mengembangkan pariwisata di Purbalingga,” tambah Subeno.
Alternatif Wisata
Sementara itu Kepala Bidang Pariwisata Ir Prayitno, M.Si menambahkan, kenaikan kunjungan ke desa wisata yang drastis ini menggambarkan fenomena pergeseran motivasi wisatawan dari mass tourism ke alternative tourism. Disisi lain, kenaikan ini tak lepas dari kebijakan Pemkab setempat melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) yang gencar mengembangkan potensi desa wisata sejak tahun 2015.
“Sejak awal tahun 2015, kami terus menggali potensi di desa yang bisa dijadikan sebagai destinasi wisata dan sekaligus melakukan pembinaan dan pembenahan sumberdaya masyarakat pengelolanya. Hasilnya, ternyata mulai dapat dirasakan pada tahun 2016 ini,” kata Prayitno.
Prayitno mengatakan, dalam tahun 2015, kunjungan ke desa wisata seluruhnya 276.000 orang, dan pada tahun 2016 ini target kunjungan sebanyak 1 juta wisatawan. Untuk mencapai target tersebut, pihaknya terus menggali potensi yang ada di desa wisata dan bersama pengelola wisata di desa yang tergabung dalam kelompok sadar wisata menggali ide-ide kreatif yang bisa menjadi daya tarik wisatawan.
Prayitno mencontohkan, di Desa Karangcegak, Kecamatan Kutasari yang semula hanya kolam biasa untuk mandi, akan dikembangkan sebagai wisata foto didalam air (underwater). Jenis wisata ini ternyata diminati kalangan muda-mudi yang ingin berfoto selfi yang unik di dalam air. Kemudian di Desa Tanalum Kecamatan Rembang, wisatawan tidak hanya menikmati air terjun secara biasa, tetapi dikemas dalam paket wisata canyoning dan repling di air terjun. Di desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, naik perahu pasir ternyata mampu menjadi daya tarik yang bisa dijual ke wisatawan.
“Beberapa desa wisata lain yang memiliki potensi panorama alam yang indah, juga dikemas secara rapi untuk paket treking, susur sungai, outbound, dan paket lainnya yang menarik wisatawan,” katanya.
Prayitno menambahkan, untuk mendukung pengembangan desa wisata, pihaknya terus melakukan berbagai pelatihan seperti pelatihan pemandu wisata, pengelolaan homestay, pembuatan souvenir, pelatihan manajemen desa wisata, pelatihan penyusunan paket wisata, pelatihan internet sebagai media promosi wisata, pemberian motivasi oleh tenaga motivator profesional, studi komparasi ke desa wisata lain, kampanye sapta pesona sadar wisata, dan berbagai kegiatan peningkatan sumberdaya lainnya seperti fasilitasi sertifikasi pemandu wisata serta bantuan sarana prasarana pendukung wisata.
“Dinbudparpora juga menempatkan tenaga fasilitator di desa yang mendampingi setiap saat para pelaku wisata di desa, serta memberikan bantuan keuangan khusus sebagai stimulan pengembangan desa wisata,” tambah Prayitno. (y