Purbalingga Gelar Kongres Gunung dan Festival Kutabawa

PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) akan menggelar Kongres Gunung, 14 Desember 2016 mendatang. Tema kongres yang pertama kali  digelar ini yakni ‘Masa Depan Gunung dalam Pengelolaan Mitigasi bencana dan pemanfaatan Sumberdaya Alam untuk Kesejahteraan Manusia’. Kongres akan dipusatkan di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, desa terakhir di kaki Gunung Slamet di wilayah Purbalingga.

Pelaksana Tugas (Plt) kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Sridadi, MM mengatakan, kongres gunung dijadwalkan akan dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan ahli vulkanologi DR Surono. Dalam rangkaian kegiatan ini juga akan digelar penanaman 3.000 pohon trembesi di kaki Gunung Slamet hingga pos pendakian I, bersih Gunung Slamet yang diikuti 1.500 pendaki dan pecinta alam, dan Festival Kutabawa. “Dalam Festival Kutabawa akan dimeriahkan pesta 3.000 lampion di langit Kutabawa,” kata Sridadi, Jum’at (18/11).

Dikatakan Sridadi, tujuan digelarnya kongres gunung adalah untuk memberi kesadaran kepada manusia terkait dengan ancaman dan manfaat gunung bagi kesejahteraan hidup manusia. Kemudian untuk mengurangi atau meniadakan kerugian materi maupun jiwa manusia berkaitan dengan ancaman bencana terkait gunung. “Dalam kongres nanti diharapkan akan mencetuskan langkah dan tindakan kongkrit dalam  upaya  pelestarian lingkungan / ekosistem gunung melalui pendekatan  teknis, ekologis dan budaya,” kata Sridadi.

Sedang sasaran yang hendak dicapai, lanjut Sridadi,  adalah menjadikan Purbalingga sebagai kabupaten yang sangat care dengan masa depan gunung. Selain itu juga, Purbalingga ingin mengambil peran sebagai pusat kajian pergunungan di dunia, dimana Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia menjadi tulang punggungnya. “Purbalingga juga ingin menjadikan sebagai pusat pengelolaan gunung Slamet yang meliputi wilayah kabupaten pemalang, Tegal, Brebes dan Banyumas,” ujar Sridadi.

Peserta kongres gunung berasal dari birokrat dan instansi yang terkait dengan pergunungan, akademisi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), aikatan alumni geologi, pecinta alam, komunitas pecinta gunung, Perhutani, pengamat, budayawan, juru kunci gunung, utusan warga yang tinggal disekitar gunung, dan komunitas lima gunung (Merapi, Sumbing, Merbabu, Andong, Menoreh). Sedang nara sumber akan menghadirkan DR Surono (ahli vulkanologi), DR Endah (ahli ragam hayati), dan budayawan Sujiwotejo.

Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga Ir Prayitno, M.Si menambahkan, peserta kongres fokus mengikuti diskusi selama kongres, sedang untuk kegiatan penanaman pohon dan bersih gunung akan dilaksanakan oleh para pecinta alam, pelajar, relawan, tim SAR, dan warga masyarakat setempat. Penanaman pohon akan diawali oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bupati Purbalingga dan Forum Komunikasi Pimpinan daerah. Penanaman simbolis di kompleks pos pendakian gunung Slamet di Dukuh Bambangan, Kutabawa. Sedang kegiatan bersih gunung dilakukan dua tahap, rombongan pertama yang mendaki tanggal 13 Desember, dan rombongan kedua yang berangkat naik usai acara penanaman pohon. “Pembersihan sampah utamanya sampah plastik dilakukan di jalur pendakian dan di titik pos I hingga pos V,” kata Prayitno.

Sementara untuk festival Kutabawa dilakukan oleh masyarakat Kutabawa sebagai ungkapan rasa syukur atas digelarnya acara kongres gunung, penanaman pohon, dan bersih gunung. Festival sekaligus untuk menghibur para peserta kongres yang menginap di homestay yang disediakan panitia. “Puncak festival Kutabawa ini berupa pawai seni dan budaya, pawai obor dan dilanjutkan menerbangkan 3.000 lampion ke udara secara bersama-sama,” kata Prayitno. (y)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *