Pemkab Purbalingga Jajaki Destinasi Wisata Baru di Pakejen

PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten Purbalingga menjajagi destinasi wisata baru di lahan kosong milik Pemkab di Dukuh Pakejen, Desa Karangjengkol, Kecamatan Kutasari. Lahan seluas 27,922 hektar itu saat ini belum optimal dikelola secara produkstif. Sementara, warga setempat memanfaatkan sebagian lahan itu untuk daya Tarik wisata berbasis masyarakat berupa Kampung Kitiran.

Sekretaris Daerah (Sekda) Purbalingga Wahyu Kontardi, SH mengatakan, sektor pariwisata menjadi jawaban tepat untuk pemanfaatan lahan tidur Pakejen. Pemanfaatan lahan itu kemungkinan dengan melibatkan pihak ketiga. Jika digarap oleh Pemkab, maka akan membutuhkan biaya operasional yang tinggi setiap tahunnya. “Sektor pariwisata saat ini sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat, dan destinasi berbasis alam menjadi pilihan terbanyak yang dikunjungi. Kami berencana memanfatkan lahan itu untuk destinasi berbasis wisata alam,” kata Wahyu Kontardi saat rapat pembahasan rencana pembangunan kebun raya di Pakejen di ruang kerjanya, Selasa (18/9).

Dalam rapat terungkap, rencana awal untuk pembuatan kebun raya seperti halnya kebun raya Baturraden dan kebun raya lainnya di Indonesia. Namun, dengan pertimbangan kedekatan dengan kebun raya Baturraden, serta pembiayaan yang besar dalam membangun kebun raya, maka dimunculkan alternatif membangun destinasi wisata baru yang variannya berbeda dengan kebun raya. “Beberapa alternatif yang muncul yakni menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk dibangun seperti Taman Safari di Prigen Jatim atau Taman Safari Cisarua Bogor,” kata Wahyu Kontardi.

Menurut Wahyu Kontardi, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan Pemkab, maka pengembangan destinasi wisata baru ini akan melibatkan pihak ketiga. Model kerjasamanya bias berupa sewa selama 5 tahun, atau model KSP (Kerjasama Pemanfaatan) selama maksimal 30 tahun. “Untuk menyiapkan pemanfaatan lahan Pakejen sebagai destinasi wisata baru, maka Pemkab akan membenahi jalur wisata, dari arah wilayah Kecamatan Kutasari, dari wilayah Kecamatan Padamara dan dari wilayah Serang Karangreja. Jika tiga jalur ini dioptimalkan, maka destinasi wisata itu dan destinasi wisata yang sudah ada di Purbalingga seperti Agro Wisata Serang, Golaga, Owabong dan daya Tarik wisata lainnya akan terkoneksi lebih dekat,” kata Wahyu.

Wahyu menambahkan, lahan di wilayah Pakejen terdiri dari dua bidang tanah masing-masing dengan luas 95,790 meter persegi (9,57 hektar), dan satu bidang lagi seluas 183.430 meter persegi (18,34 hektar). Sebagian kecil lahan itu saat ini digunakan untuk tanaman keras, dan sebagian kecil lagi dimanfaatkan oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Taruna Jaya untuk daya Tarik wisata kampung Kitiran. “Kami optimis Pakejen nantinya akan menjadi daya Tarik wisata baru yang menjadi , hal ini seiring dengan akan terbukanya akses bandara Jenderal Soedirman dan akses jalan tol  Trans Jawa yang exit tolnya di wilayah Pemalang.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (Bappelitbangda) Purbalingga, yani Sutrisno mengatakan, pada tahun anggaran 2019, pihaknya akan meningkatkan akses jalan dari wilayah Kutasari ke Pakejen. Jalan yang masih perlu dibenahi. Sementara jarak dari kota Purbalingga ke Pakejen sekitar 13 kilometer. Begitu pula akses jalan dari wilayah Padamara, juga akan direhab. Sedang dari Pakejen ke jalur wana wisata Baturraden – Serang, sekitar 1,6 kilometer. Jalur itu sudah dibuka lewat kegiatan TNI masuk desa. ‘Posisi jalan tembus ke Pakejen itu berada sekitar 7 kilometer kea rah Serang, dan 7 kilometer kea rah Baturraden. Jika akses ini dibuka, maka akan mempermudah pergerakan wisatawan dan masyarakat,” kata Yani Sutrisno. (y)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *