Dari Pelatihan Pemandu Wisata

praktek memandu di museum soegarda purbakawatja“Purbalingga Itu… Nyaman Dikunjungi”

PURBALINGGA – “Selamat pagi bapak, ibu, selamat datang di Kabupaten Purbalingga, kota yang sejuk dan asri. Kami akan menemani Bapak ibu untuk menikmati berbagai wisata di Purbalingga selama satu hari ini” tutur Nimas Herlia (24).

Nimas, merupakan salah satu peserta pelatihan pemandu wisata yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Selasa – Rabu (24-25/3).

Meski baru dalam tahap belajar, Nimas yang juga bekerja di hotel Kencana Purbalingga mengaku baru pertama kali mengikuti pelatihan pemandu wisata. Nimas juga mengaku senang karena pelatihan kali ini langsung dipraktekkan, seolah-olah sedang menerima kunjungan wisatawan.

“Saya bekerja di hotel, tapi seringkali ditanya soal pariwisata di Purbalingga oleh tamu yang datang, khususnya dari luar kota. Melalui pelatihan ini, saya bisa mengenal lebih banyak destinasi wisata di Purbalingga. Dan ternyata tidak hanya Owabong (obyek wisata air Bojongsari) saja, ada banyak destinasi wisata lain dan desa wisata yang juga patut dikunjungi,” ujarnya disela-sela pelatihan, Rabu (25/3).

Peserta lain, Mardiyanto (26) dari obyek wisata Goa Lawa juga mengaku mendapat tambahan pengalaman dan pengetahuan tentang kepemanduan. Mardiyanto selama ini lebih banyak bertugas di tiket, namun dengan bekal pengetahuan sebagai pemandu pariwisata, mengaku yakin dan lebih percaya diri jika memandu rombongan yang berkunjung ke Goa Lawa. “Saya akan lebih banyak belajar lagi, dan kebetulan hamper setiap hari bertemu dengan wisatawan yang datang ke Goa Lawa, maka bisa langsung mempraktekannya,” ujarnya.

Para peserta pelatihan diajak oleh instruktur Aris Widianto untuk berkunjung ke alun-alun kota, ke pendopo Dipokusumo dan kompleks kabupaten, serta di Museum Soegarda Purbakawatja. Sehari sebelumnya, setelah diberikan teori tentang kepemanduan, peserta diminta mencari bahan sendiri tentang sejarah kota Purbalingga, potensi wisata dan keunikan yang ada. Setiap peserta kemudian diberikan waktu 10 menit untuk praktek memandu.

“Secara garis besar, mereka para peserta langsung bisa paham teknik-teknik menjadi pemandu wisata yang baik. Soal prakteknya, memang harus terus berlatih dan berlatih,” ujar instruktur pelatihan, Aris Widianto.

Ajang praktek pelatihan itu sekaligus untuk memberikan pengalaman peserta untuk berkunjung ke pusat pemerintahan kabupaten Purbalingga. Diantara peserta pelatihan ternyata ada yang baru pertama kali masuk ke kompleks pendopo kabupaten.  Mugiyatno (36), yang bekerja di Taman Wisata Pendidikan Purbasari Pancuranmas, mengaku baru pertama kali masuk ke halaman pendopo kabupaten. Meski sudah dua tahun bekerja di Purbalingga, baru pertama kali ini bisa masuk ke pendopo dan diterima dengan baik. “Selain mendapat ilmu pemandu wisata, saya bisa berkunjung ke pendopo kabupaten. Setahu saya, masyarakat luar tidak bisa masuk ke pendopo,” ujarnya lugu.

Kepala Bidang Pariwisata pada Dinbudparpora, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, pelatihan pemandu tahun ini diterapkan dengan konsep berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, peserta langsung bisa praktek di obyek wisata atau tempat kunjungan yang unik. Dinbudparpora akan terus meningkatkan sumberdaya mereka dengan mengikutsertakan pada pelatihan-pelatihan. Pekan depan, kami akan menggelar peningkatan SDM pemandu wisata dan pemberian motivasi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Dinbudparpora bekerjasama dengan HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia ) Jateng, akan mengirimkan peserta pelatihan pemandu khusus wisata air atau menyelam. Sebelumnya, Purbalingga mengirimkan lima orang pelaku wisata mengikuti pelatihan pemandu di Solo, dan kemudian pekan lalu dikirim 9 orang untuk mengikuti pelatihan pemandu museum di Museum Ronggowarsito Semarang.

“Kami berpacu meningkatan SDM pelaku wisata untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.  Pemberlakuan MEA ini menjadi tantangan berat industry pariwisata termasuk para pelaku dan pemandu wisata yang harus disiapkan sumberdaya manusianya menghadapi persaingan yang ketat,” ujar Prayitno. (y)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *