Siapkan Bantuan Keuangan Pemkab Purbalingga Percepat Pembenahan Desa Wisata

PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga mempercepat proses pembenahan desa wisata agar layak jual dan diminati wisatawan. Pemkab menyiapkan bantuan keuangan untuk desa melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdrwis) dan sebagian lain melalui belanja langsung yang dikelola dinas teknis terkait. Pembenahan desa wisata ini difokuskan pada empat desa terpilih dan potensial.

“Pembenahan wahana dan fasilitas akan disesuaikan dengan kemampuan Pemkab, jika anggaran memungkinkan, akan kami siapkan pada APBD Perubahan 2015, namun untuk pembanahan yang memerlukan dana lebih besar akan disiapkan di APBD 2016. Pembenahan yang kecil-kecil, bisa ditangani oleh pihak desa, misalnya seperti papan penunjuk arah menuju desa wisata,” kata Kepala Bappeda Purbalingga, Ir Setiyadi, M.Si, Jum’at (27/2).

Setiyadi mengungkapkan hal tersebut pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang pengembangan desa wisata di ruang rapat Bappeda. Hadir dalam FGD, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Drs Subeno, SE, M.Si, Kabid Pariwisata Dinbudparpora Ir Prayitno, M.Si, para kepala desa lokasi, pengurus Pokdarwis, dan para fasilitator desa wisata. FGD juga dipaparkan hasil mapping potensi desa wisata oleh para fasilitator yang diterjunkan ke desa sejak bulan Februari 2015.

Dikatakan Setiyadi, Pada tahun 2014, Pemkab juga sudah mengucurkan bantuan keuangan kepada tiga Pokdarwis di tiga lokasi desa wisata. Desa tersebut terdiri Desa Limbasari Kecamatan Bobotsari, Desa Serang Kecamatan Karangreja, dan Desa Tanalum Kecamatan Rembang. Setiap desa menerima bantuan Rp 20 juta yang diperuntukkan untuk mendukung wahana wisata di desa setempat. Di Desa Serang dan Tanalum, misalnya, untuk pembelian peralatan outbond dan canyoning, sedang di Desa Limbasari untuk pembelian peralatan Tubing.

“Setelah kami mencermati hasil mapping potensi desa wisata, maka kami pandang perlu untuk mempercepat pembenahan potensi desa yang dapat dijadikan tujuan wisata. Pembenahan ini, tentunya juga disiapkan oleh pihak desa dan dimasukan dalam penganggaran alokasi dana desa,” ujar Setiyadi.

Sementara Kepala Dinbudparpora Subeno mengungkapkan, setelah dilakukan pemetaan potensi desa wisata, akan disiapkan paket-paket wisata yang layak jual kepada wisatawan. Antar desa wisata tidak menjual paket yang sama, tetapi sal;ing bersinergi. “Disisi lain, peningkatan sumberdaya manusia (SDM) pengelola desa wisata serta upaya membangkitkan sadar wisata bagi masyarakat di desa perlu terus ditingkatkan,” kata Subeno.

Fasilitator Desa Wisata Panusupan, Aris Widianto mengungkapkan, potensi Desa Panusupan yang dikembangkan terdiri wisata edukasi (Sejarah Peninggalan Purbakala), wisata alam (curug dan trekking Ardi Lawet), wisata seni dan budaya, wisata religi, wisata home industry, Wana Tirta Rest Area (camping ground dan wahana outbond), dan home stay.

Untuk wisata edukasi, jelas Aris, di Desa Panusupan sedikitnya ditemukan 10 benda peninggalan purbakala, seperti batu Yoni, batu Tumbu, batu Kalingga/batu dandang, batu dan sumur Sambeng, batu pipisan/batu tempat menumbuk, watu Saka (batu yang berbentuk tiang), dan batu Lingga. “Wisata edukasi ini segmen pasarannya pelajar dan mahasiswa,” kata Aris.

Untuk wisata religi, Panusupan memiliki petilasan Syeh Jambu Karang (Ardi Lawet), petilasan Kyai Kunci, dan petilasan Kyai Santri. Di petilasan Ardi Lawet juga dilengkapi batu Paesan, batu Saka, dan Cungkup.  “Jarak dari Panusupan menuju puncak Ardilawet sekitar tiga kilometer, perjalanan sekitarnya dihiasi dengan panorama alam yang masih asri, antara lain hutan lindung, perkebunan rakyat serta berbagai batu peninggalan pra sejarah,” jelas Aris.

Sedang wisata alam, selain pemandangan yang indah, banyak ditemukan curug seperti curug Pesantren, curug Pesarean, curug Atur Aul, curug Tembelang, curug Silawe, dan satu buah curug lagi yang belum ada namanya.

Fasilitator Desa Tanalum, Urip Afit Susanto, paket wisata yang dikembangkan di Desa Tanalum berupa wisata minat khusus Canyoning. Wisata ini didukung banyaknya curug yang ada di Tanalum sehingga disebut juga sebagai desa seribu curug. Curug yang besar seperti Curug kali Aul, Nagasari, dan curug Kali Karang. “Curug ini sudah banyak dikunjungi wisatawan, namun di beberapa tempat masih perlu diberi sarana pendukung seperti MCK, dan menggugah kesadaran kebersihan warga khususnya pedagang di sekitar curug,” kata Afit.

Selain wisata curug, Pokdarwis Tanalum juga menyiapkan paket Sunrise Sunti. Paket wisata ini seharga Rp 100 ribu dengan fasilitas susur hutan Siringgeng, menikmati sunrise Sunti, guide, makan dua kali, welcome drink, snack, asuransi, P3 K dan dokumentasi foto.

Fasilitator Desa Wisata Limbasari, Heri Kuswondo memaparkan, potensi yang sudah layak jual di Limbasari terdiri river tubing, stay relaxing-learning berupa pembelajaran bahasa Inggris di homestay. Kedua potensi ini masih perlu pembenahan manajemen dan pengembangan SDM serta fasilitas pendukung. Sedang potensi pendukung yang layak jual antara lain aktifitas local berupa membatik, pembuatan gula kelapa, membajak sawah dan menangkap ikan.

“Pembenahan yang perlu dilakukan di Limbasari antara lain penunjuk arah menuju lokasi desa, peningkatan SDM pengelola baik pemandu, trainer dan pelaku wisata,peningkatan kesadaran masyarakat dalam mendukung wisata, pembinaan kuliner khas desa, peningkatan kualitas pelayanan dan tata kelola yang berkesinambungan serta bersinergi,” kata Heri. (y)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *